Postingan

Kini, sudah berubah.

 Aroma kopi hitam tuku yang selalu aku cantumkan seperti aroma Indomie, kini sudah berubah. Aku mulai menyukai dan mendeskripsikan sempurna biji kopi yang berulang kali kamu coba jelaskan supaya aku paham. (Aku tidak butuh penjelasan mu lagi) Lingkaran halilintar yang mengingatkan ku dengan ketakutan diam mu, kini sudah berubah. Aku mengenangnya sebagai wahana paling mudah untuk dilewati tanpa rasa takut. (Aku tidak mengenang senyum mu lagi) Gemerlap cahaya sudirman yang selalu aku kaitkan dengan aroma parfum serta uji nyali kecepatan mu, kini sudah berubah. Aku mulai mengaitkan dengan kesibukan baru ku menata karir. (Aku tidak menanti kehadiran mu lagi) Anyaman kota Yogyakarta yang meminta ku untuk kembali dijelajahi bersama mu, kini sudah berubah. Aku mulai mencintai sudut kotanya dengan damai, aku ingin menjelajahi pantai dengan kesendirian. (Aku tidak merasakan kehadiran mu lagi) Semburat senja yang menyinari pipi setiap kali perjalanan pulang, kini sudah berubah. Menjadi cahaya so

2024

 2024, merupakan tahun yang bergejolak sangat telak. Dalam hal percintaan, sepertinya kali ini aku memang harus mengalah, tidak semua bisa kita dapatkan di waktu bersamaan kan? Sejatinya, karir dan cinta memang sulit diusahakan bersama, apalagi.. umur setara. Gejolaknya sangat masif.. Hanya saja, akhir dari hubungan yang sudah dibangun 9 tahun lamanya, harus kandas total di tahun ke-10. Ego ku terlalu besar untuk percaya, bahwa kita tidak bisa bersama. Doa ku tetap sama, semoga kita bisa sukses dijalan masing-masing dan memaafkan segala kesalahan menyakitkan yang sudah kita ciptakan. Banyak luka, duka dan juga suka cita kita buat bersama, namun.. kita memang harus pulang ke rumah masing-masing. Genggaman hati perlahan sudah memudar, bagi ku dan pikiran ku.. entah bagaimana dengan dia.  Awalnya, aku tidak bisa terima.. Dia hilang, meninggalkan tanggung jawabnya, dia bilang, kita akan berproses bersama. Nyatanya, dia sendiri yang menghilang. Sebelumnya, aku masih memberikan kesempatann,

Janji,-

Saat itu, Aku percaya bahwa kita sama-sama suka Sampai aku membutakan mata Begitu bahagianya ku jatuh cinta Tanpa sadar bahwa telah terjalin hubungan mu bersamanya. Setelah itu, Aku berharap menjadi satu-satunya Setelah kita menghabiskan banyak waktu bersama Namun hatimu menganggap hal itu sangatlah biasa Kau menggantikan posisi ku, dan beralih kepadanya. Masa itu, Kamu kembali tanpa penuh rasa dosa Merasa yang kemarin hanyalah candaan suka Menyadarkan bahwa   diriku hanya pilihan kedua. Masa setelah itu, Kamu memilihku untuk menggantikannya Dengan segala cara aku mencoba Untuk terlihat sempurna dibanding dia. Berjalan setelah masa itu, Aku merasa kamu segalanya Aku mencintaimu dengan penuh rasa Sampai pada akhirnya kita bersama. Akhirnya mulai tersadar, Aku bukanlah yang terbaik Bukan perempuan yang selalu mengerti Bukan perempuan yang   selalu mudah memahami Keegoisan membalut amarah dan menimbulkan luka Masing-ma