Postingan

Patah, untuk tumbuh.

Yang Hilang, terganti.. gugurnya daun memiliki arti bahwa segala sesuatu punya 'masanya'. Bahwa akan ada daun yang                   tumbuh kembali, sama dengan kehadiran manusia bagi sesamanya. Jika masa pinjamnya sudah habis, sedekat apapun jaraknya, pasti akan ada cara untuk hilang.  Agar yang baru bisa datang, hanya kalimat penenang. Ya, aku tidak percaya bahwa segala sesuatu yang hilang akan digantikan. Fokus ku hanya pada rasa sakit akan pengkhianatan. Padahal jika diulik, dengan hilangnya kamu, merupakan salah satu doa ku dulu. Memang manusia itu berkeluh melulu. Proses ku panjang untuk menerima bahwa segala sesuatu itu harus hilang agar yang baru bisa datang.  Saat ini aku sudah bangkit, aku sudah menata kembali kehidupan ku sesuai dengan mimpi yang pernah aku rencanakan, kekhawatiran itu memang ada yang muncul, namun 90% rencana sudah berhasil aku dapatkan. Banyak hal yang ingin aku ceritakan, sayangnya kamu lebih...

;

Menjadi hilang, adalah sebuah kebiasaan yang sudah terbentuk sedari kecil. Meskipun semua manusia diciptakan dari asal yang sama, banyak faktor yang membuat terbentuknya rasa menjadi berbeda. Tidak sedikit orang menyesal dengan pertemuan yang akhirnya berujung perpisahan, aku pun salah satunya, di waktu itu. Kini, aku yakin dan makin membenarkan bahwa waktu akan menyembuhkan segala sakit yang terasa. Oh, dan satu lagi, aku semakin yakin bahwa cinta adalah gerbang derita. Tinggal memilih saja, derita terisi suka atau duka.  Rasanya banyak yang ingin aku ceritakan, tapi suara ku menolak keluar karena kerongkongan tercekik. Ingin ku tuliskan segala keluh, seringkali tertahan bingung apa yang harus dituliskan.  Setelah hampir 10 tahun, aku kehilangan kontrol yang membuat ku semakin membenci diri ku sendiri, aku sempat hilang. Tidak tau kemana harus melangkah, tidak mengerti apa yang aku sukai, melupakan semua ambisi, dan terpaku pada kesedihan sehingga ingin sekali untuk hila...

Kini, sudah berubah.

 Aroma kopi hitam tuku yang selalu aku cantumkan seperti aroma Indomie, kini sudah berubah. Aku mulai menyukai dan mendeskripsikan sempurna biji kopi yang berulang kali kamu coba jelaskan supaya aku paham. (Aku tidak butuh penjelasan mu lagi) Lingkaran halilintar yang mengingatkan ku dengan ketakutan diam mu, kini sudah berubah. Aku mengenangnya sebagai wahana paling mudah untuk dilewati tanpa rasa takut. (Aku tidak mengenang senyum mu lagi) Gemerlap cahaya sudirman yang selalu aku kaitkan dengan aroma parfum serta uji nyali kecepatan mu, kini sudah berubah. Aku mulai mengaitkan dengan kesibukan baru ku menata karir. (Aku tidak menanti kehadiran mu lagi) Anyaman kota Yogyakarta yang meminta ku untuk kembali dijelajahi bersama mu, kini sudah berubah. Aku mulai mencintai sudut kotanya dengan damai, aku ingin menjelajahi pantai dengan kesendirian. (Aku tidak merasakan kehadiran mu lagi) Semburat senja yang menyinari pipi setiap kali perjalanan pulang, kini sudah berubah. Menjadi cahay...