Memoritmo

“just gonna stay there and watch me burn. Well that’s alright because I like the way it hurts”

Malam ketika aku memulai untuk mengetik kata-kata ini, semoga bisa mewakili perasaan ku yang sedang hancur berkeping  bagai serpihan meteorit.

Semua berawal ketika ada seseorang yang dengan tidak sengaja membangkitkan kembali kenangan pahit yang sulit ku lupakan, dan sekarang… kenangan itu selalu muncul di barisan paling awal. Ya memang bukan sepenuhnya salah dia, tapi setidaknya jika ia benar-benar mengerti pasti dia tidak akan mempertebal memori itu.

Anda  tau? Hal yang paling saya benci adalah ketika kenangan hitam yang udah bertahun-tahun saya timbun, di bongkar lagi. Dibawa lagi sampai ujung memori paling awal. Berlebihan ? Kalo itu menurut Anda, coba Anda pikirkan dengan logika dan perasaan Anda. Ketika “Kenangan Terpahit” Anda di kuak kembali dengan orang yang tidak tau awal mula tragedy itu Anda pasti akan merasa sakit. Sakit hati.
           
Aku tidak pernah menyesali masa lalu. Tapi yang paling aku ssesalkan ada ketika masa lalu ku di coret tinta hitam dengan orang yang salah!

Aku bukan tipe wanita yang mudah menangis, apalagi hanya karna lelaki. Tapi ada kalanya aku juga bisa merasakan sedih. Sedih ketika orang yang baru saja aku sayang, lalu pergi begitu saja dengan sejuta kenangan yang tidak pernah bisa di gantikan dengan apapun. Saya sedih ketika dia pergi “tanpa sisa” untuk memiliki perasaan yang sama lagi seperti dulu yang dia katakan ke saya. Sekarang, waktu sudah makin kedepan. Aku  tau sudah waktunya saya menghilangkan perasaan gila ini. Tapi sulit. Sulit untuk” mudah” melupakan sesuatu hal yang baru aja Anda rasa,  di bahagiakan.

Dia.
Dia sudah memiliki kisah yang baru. kisah yang lebih pantas ia dapatkan ketimbang “rasa kecewa” yang dia punya karna ku. Jujur, aku terlalu bodoh untuk berbuat hal naïf yang akhirnya merugikan diri sendiri. Dulu aku terlalu menganggap remeh suatu hal yang “kecil”.

            Entahlah, untuk kali ini aku tidak memiliki keberanian untuk sekedar bertanya “Apakah kau masih menyayangi ku seperti dulu?”. Takut.. Aku hanya takut akan jawaban yang tak kuharapkan. Aku hanya takut untuk semua ini yang menyakitkan. Aku memang pantas menerima semua kesalahan ini. Sangat pantas. Kasih sayang tulus, pengorbanan, bahkan perjuangan darinya pun ku biarkan begitu saja karna sifat keegoisan ku. Dan kini aku mulai belajar. Belajar untuk terus menggunakan perasaan, dan bukan “ke-ego-isan” karna aku  tak ingin kehilangan sesuatuyang nantinya akan membuat ku lebih sakit hati, lagi. Terutama karna kesalahan yang kuperbuat.

Bukan hal yang mudah untuk bisa mengerti perasaan orang. Bukan hal yang mudah untuk terus pengertian kepada seseorang. Dan bukan hal yang mudah untuk dimengerti oleh orang lain.

Banyak pelajaran yang ku ambil hikmahnya. Naïf memang, jika ku bersikap seolah-olah aku sudah melupakan kenangan. Naïf. Sangat naïf.

Aku hanya ingin terlihat biasa. Aku hanya tidak ingin orang lain mengetahui saat-saat kesedihan ku. Dan saat kau membaca ini, aku harap kau juga mengerti.

Aku selalu belajar untuk dapat mengerti. Aku selalu belajar untuk sesuatu yang ada hikmahnya. Untuk ku, masa depan ku, dan kehidupan ku. Terima kasih untuk kalian yang telah melukiskan banyak warna, tulisan bahkan coretan dalam lembar hidupku. Terimakasih untuk waktu yang selalu member ku perenungan untuk belajar arti sebuah “kenangan”.

Dan bagi kalian, aku tahu pasti kalian memiliki kenangan indah, kenangan sedih dan kenangan luar biasa. Memoritmo. Ya, tak ada manusia yang tak memiliki “kenangan”. Bosan memang membicarakan kenangan kita pada orang lain. apalagi orang yang kita ajak bicara. Tapi inilah hidup.

Guys, ada saatnya kalian harus menghormati perasaan teman kalian dan ada saatnya teman-teman kalian harus menghormati perasaan kalian.

Dengan begitu, hidup akan terasa lebih indah ketika kalian memiliki banyak kenangan indah. Sebenarnya tak ada kenangan yang pahit. Aku hanya mendeskripsikan sesuatu hal yang sangat menyesalkan bagi ku, bagi masa lalu ku dan bagi orang-orang yang dulu bersama ku.

Kini, semua itu telah menghilang. Bukan.. bukan. Lebih tepatnya semua itu telah memiliki jalan hidup masing-masing. Dan kita harus siap untuk kepergian-nya.
Tak ada kata “akhir” yang abadi. Bagiku, semua adalah awal. Awal ketika kita terlahir, awal ketika kita terjatuh, awal ketika kita bangkit, awal ketika kita bisa memaknai kehidupan, dan awal kita bisa mengerti betapa indahnya hidup dan kenangan-kenangan yang telah Tuhan rencanakan untuk kita.

Semua manusia itu luar biasa. Dan semua manusia itu selalu memiliki suatu hal yang tak akan pernah sama dengan manusia lain. mengerti?

Rumit.
Ya inilah kata yang paling tepat ketika kau merasa sulit untuk menemukan suatu hal yang tak pernah kau dapati secara mudah. Tapi, coba kau fikirkan. Betapa simple-nya hidup ini. Kau hanya tinggal menjalankan takdir yang telah Tuhan berikan kepadamu. Semua itu tergantung pribadi setiap manusia yang bisa menjalankannya. Dengan cara apa. Bagaimana. Dan apa hasilnya.

Mustahil.
Sangat mustahil ketika kalian mengharapkan sesuatu yang tidak akan lagi kalian dapatkan.  Belajarlah untuk mulai merelakan. Belajar lah untuk memulai sesuatu yang baru. Masa lalu biarkan berlalu. Untuk apa kau mengungkit sesuatu hal yang sudah “tak akan” pernah lagi kau dapati di masa depan. Percayalah, tuhan selalu memiliki kejutan-kejutan yang nantinya akan Ia berikan pada kita. Percayalah, Tuhan selalu mendengar doa kita. Dan percayalah bahwa Tuhan selalu mengerti semua kemauan umatnya & Tuhan selalu mengetahui apapun yang umatnya “butuhkan”.

Jika seseorang yang kau sayangi telah pergi, relakan lah. Sesulit apapun itu, belajar lah. Karna semua itu adalah awal dari segala hal yang nantinya akan menghasilkan kebaikan untuk mu. Bukan dilupakan. Bukan begitu. Jangan pernah melupakan sesorang, sekalipun orang itu berbuat jahat padamu. Ingatlah semua hikmah yang telah kita dapatkan darinya. Simpan lah mereka dalam kotak simfoni hidup mu. Putarlah lagu itu saat kau ingin mengingat semua kenangan itu.

Ingat!
 “Jika kau menyayangi seseorang, entah itu keluarga  mu atau kerabat mu, pertahankanlah mereka. Buat mereka bahagia dalam pelukan mu. Buat kenangan bahagia untuk mereka darimu. Jangan pernah kau sia-sia kan orang yang menyayangimu. Lakukanlah, pertahankanlah, lindungilah,dan nyatakanlah. Karna Tuhan hanya memberikan 1 kali kesempatan padamu.”

Belum sepenuhnya aku memahami arti “Cinta”. Belum. Sangat belum. Aku hanya bisa memahami  arti kasih sayang, kasih sayang yang tulus dari orang-orang yang menyayangi ku. Aku bisa merasakannya. Aku bisa memilikinya.
           
            Aku telah membukukan kenangan-kenangan indah itu. semua. Semua kenangan itu kubukukan menjadi satu, tak ada yang ku pisahkan.. Tak ada.

           
           



Epilog

Bung Superman..
Yang kini telah bahagia. Aku tidak yakin kau akan membaca ini. Jangankan membaca, membuka blog ku saja sangat mustahil.
Maaf.
            Hanya maaf yang selalu aku ucapkan padamu, entah kau ingin memaafkan aku atau tidak. Mungkin kau sudah tak memiliki rasa yang sama seperti dulu. Tapi asal kau tau, tak ada yang bisa menandingi kau dalam hati ku. Sampai saat ini, esok dan mungkin selamanya, kau tetap ku simpan dalam lembaran buku kenangan ku. Aku terlalu naïf,bung. Terlalu naïf. Dulu aku tak pernah memikirkan perasaan mu. Tapi kini, aku berjanji. Aku takkan mengganggu kau lagi. Tak lagi.
Melihatmu bahagia saja itu sudah terlalu cukup untukku. Cukup. Sangat cukup. Aku harap ketika nanti kita bertemu, mungkin.. Aku bisa melihat senyummu lagi, untuk terakhir kalinya.

Dan untuk mu, Riska..
Yang  kini telah beruntung memilikinya. Aku harap kau tak pernah menyakitinya. Dan jika kau membaca ini, aku tidak bermaksud membuatmu cemburu. Aku sangat bahagia melihat kalian berdua. Sangat bahagia. Kau lebih pantas memilikinya. Aku hanya ingin bisa berteman lagi dengannya yah walaupun itu mustahil. Ris, aku tidak pernah mengenal mu. Tapi aku rasa kau adalah wanita yang baik. Tolong, jangan pernah kau mengira aku berniat menghancurkan hubungan kalian. Tidak mungkin, Ris. Tidak mungkin.


Untuk mu yang kini telah bahagia..

Kau.
Terimakasih untuk semua pelajaran yang telah kau inti kan
Terimakasih untuk semua kesempatan yang telah kau berikan
Dan terimakasih untuk kasih sayang yang tulus,
Yang dulu kau lukiskan.
Yang dulu tak pernah aku anggap.
Yang dulu kau selalu ku sakiti.

Menyesal ..
Ya aku sangat menyesal telah menyia-nyiakan semua kesempatan itu.
Tak ada lagi kesempatan kedua
Tak ada waktu yang tepat untuk sepenuhnya aku berbicara dengan mu.
Jangan kan berbicara.
Melihatmu saja, mungkin kekasihmu akan cemburu.
Aku tau

Dan kini..
Kau pantas, lebih pantas tepatnya.
Tuhan memberi mu seorang wanita yang lebih baik dari ku
Lebih bisa mengerti mu.
Aku pun turut bahagia.



Kini, aku sudah memiliki cerita yang baru, yang nantinya akan menjadi kenangan bagiku. Terimakasih atas semua pengertian mu untukku. Terima kasih atas kesabaran mu padaku,kak. 

Terakhir.

“Jangan pernah kau menyalahkan “Cinta” karna sejatinya Cinta tidak pernah salah. Hanya segelintir orang yang membuat arti dari sebuah Cinta itu menjadi menyedihkan, menyakitkan, membencikan, dan memilukan”.



-Elnino-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dengan Apa "?"

In Memoriam

2024